
Salah satu pengertian pembelajaran dikemukakan oleh Gagne (1977) yaitu pembelajaran adalah seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat inside.
Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu".
Bidang-bidang studi yang termasuk ke bahan pelajaran sosial antara lain pelajaran agama serta pendidikan ethical.
Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya.
Demikian pembahasan tentang pengertian belajar hingga tujuan belajar. Setelah membaca artikel ini sampai selesai, semoga saja bermanfaat dan dapat menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari buku tentang belajar, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Setelah membahas tentang pengertian belajar, maka supaya lebih memahami tentang belajar, maka kita perlu mengetahui ciri-ciri belajar. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa ciri belajar yang perlu kamu ketahui.
Pengkondisian operan adalah jenis pengkondisian di mana perilaku sukarela yang diharapkan menghasilkan penghargaan atau mencegah sebuah hukuman.[5] Kecenderungan untuk mengulang perilaku seperti ini dipengaruhi oleh ada atau tidaknya penegasan dari konsekuensi-konsekuensi yang dihasilkan oleh perilaku.
Perbedaan person ini berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya pembelajaran. Sistem pendidikan klasik yang dilakukan di sekolah kita kurang memperhatikan masalah perbedaan specific, umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.
Teori lain yang menekankan prinsip pengulangan adalah teori koneksionisme-nya Thordike. Dalam teori koneksionisme, ia mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya respons benar.
Buku ini secara apik mengupas tuntas konsep merdeka belajar serta implementasinya dalam proses belajar-mengajar, sehingga tercipta kondisi yang merdeka di antara Expert dan siswa hingga dosen dan mahasiswa. Pada akhirnya, proses belajar-mengajar pun menjadi sesuatu yang membahagiakan bagi semua pihak.
Dalam hal ini, arti tepat dan selaras dapatkan informasi lebih lanjut bisa dikaitkan dengan norma serta tata nilai moral yang berlaku, baik yang bersifat religius, tradisional hingga kultural.
Menurut Skinner, pengertian belajar ialah suatu proses adaptasi ataupun penyesuaian tingkah laku yang berlaku secara progresif.